Serat Cegah Penyakit Kardiovaskular
Dilihat 1156x
Hasil studi Lund University, Swedia, menyebutkan bahwa makanan tinggi serat bisa melindungi wanita dari risiko penyakit kardiovaskular.
Studi itu dilakukan dengan meneliti kebiasaan makan 20.000 warga Malmo, kota di Swedia. “Hasilnya, wanita yang melakukan diet tinggi serat ternyata memiliki risiko terkena penyakit kardiovaskular yang lebih rendah 25 persen daripada wanita yang melakukan diet rendah serat,” kata Peter Wallstrom, peneliti dari Lund University. “Sementara itu, dari hasil penelitian terhadap pria, meski masih belum jelas, setidaknya serat mampu melindungi mereka dari stroke.”
Hal itu mungkin karena wanita lebih sering mengonsumsi makanan berserat daripada pria. Wanita suka mengonsumsi buah dan sayuran yang merupakan sumber serat, sementara pria lebih senang roti. “Penelitian itu menunjukkan bahwa kita harus memperhatikan faktor jenis kelamin jika melakukan studi tentang diet,” kata Peter.
Namun penelitian itu tidak menemukan ada keterkaitan khusus antara penyakit kardiovaskular dan jenis makanan yang dikonsumsi, seperti perbandingan jumlah lemak tak jenuh atau gula dalam diet. “Penelitian itu harus ditafsirkan dengan hati-hati,” kata Peter. “Masalahnya, hampir semua orang mengonsumsi lemak jenuh lebih banyak daripada yang direkomendasikan, termasuk beberapa peserta yang mengikuti survei. Karena itu, sulit membandingkan efek asupan lemak tinggi dan yang direkomendasikan.”
Walau bagaimanapun, menurut Peter, sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa mereka yang membatasi konsumsi gula dan lemak memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular.
Peter mengakui bahwa program diet yang direkomendasikan oleh The National Food Administration, lembaga yang mengatur tentang makanan di Swedia, adalah bagus, meskipun banyak menerima kritik. “Selama Anda bisa mengikuti aturannya, program diet jangka pendek biasanya mudah dicapai. Tetapi kita hanya sedikit mengetahui bahwa program diet jangka panjang telah berhasil mengubah seseorang,” kata Peter.
Studi itu dilakukan dengan meneliti kebiasaan makan 20.000 warga Malmo, kota di Swedia. “Hasilnya, wanita yang melakukan diet tinggi serat ternyata memiliki risiko terkena penyakit kardiovaskular yang lebih rendah 25 persen daripada wanita yang melakukan diet rendah serat,” kata Peter Wallstrom, peneliti dari Lund University. “Sementara itu, dari hasil penelitian terhadap pria, meski masih belum jelas, setidaknya serat mampu melindungi mereka dari stroke.”
Hal itu mungkin karena wanita lebih sering mengonsumsi makanan berserat daripada pria. Wanita suka mengonsumsi buah dan sayuran yang merupakan sumber serat, sementara pria lebih senang roti. “Penelitian itu menunjukkan bahwa kita harus memperhatikan faktor jenis kelamin jika melakukan studi tentang diet,” kata Peter.
Namun penelitian itu tidak menemukan ada keterkaitan khusus antara penyakit kardiovaskular dan jenis makanan yang dikonsumsi, seperti perbandingan jumlah lemak tak jenuh atau gula dalam diet. “Penelitian itu harus ditafsirkan dengan hati-hati,” kata Peter. “Masalahnya, hampir semua orang mengonsumsi lemak jenuh lebih banyak daripada yang direkomendasikan, termasuk beberapa peserta yang mengikuti survei. Karena itu, sulit membandingkan efek asupan lemak tinggi dan yang direkomendasikan.”
Walau bagaimanapun, menurut Peter, sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa mereka yang membatasi konsumsi gula dan lemak memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular.
Peter mengakui bahwa program diet yang direkomendasikan oleh The National Food Administration, lembaga yang mengatur tentang makanan di Swedia, adalah bagus, meskipun banyak menerima kritik. “Selama Anda bisa mengikuti aturannya, program diet jangka pendek biasanya mudah dicapai. Tetapi kita hanya sedikit mengetahui bahwa program diet jangka panjang telah berhasil mengubah seseorang,” kata Peter.
Tips Pilihan Lainnya: